Menulis adalah salah satu alat untuk mengekspresikan diri yang sangat luar biasa. Lewat tulisan, kamu memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, menggali emosi, dan membuat orang lain terhubung lewat cerita yang kamu tulis. Saat menulis dengan penuh semangat dan antusiasme, kamu dapat menginspirasi pembaca agar lebih menyukai tulisanmu dan terdorong untuk belajar dan berkembang.
Dalam setiap kata-katamu, kamu memiliki kekuatan untuk menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi orang lain. Kamu bisa menciptakan suasana yang bisa membangkitkan positive vibe dan semangat tinggi dengan cara menggunakan kata-kata yang kuat.
Lewat ceritamu, kamu memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Jadi, selalu tunjukkan antusiasme dan semangat saat menulis, dan berikan yang terbaik dari dirimu lewat cerita atau karangan yang kamu pilih.
Nah, dalam setiap kegiatan penulisan, apapun jenisnya itu, mulai dari menulis kreatif hingga menulis bisnis, penulisan efektif memegang peran penting. Saat kamu menulis dengan kreativitas, efektivitas penulisan itu sangat penting. Tujuannya adalah agar pesan yang kamu sampaikan bisa dipahami oleh pembaca dengan jelas dan tepat.
Lalu, bagaimana cara agar kamu bisa menyampaikan pesan ini lewat penulisan efektif? Kali ini kita akan membahas tiga tips penting yang berasal dari buku “The Elements of Style“ karya William Strunk Jr. Buku pedoman penulisan yang sudah diterbitkan tahun 1918 ini kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh E.B. White pada tahun 1959. Meskipun buku ini sudah cukup tua, namun prinsip-prinsip penulisan yang ada di buku ini masih selalu relevan dan terus menjadi pedoman penulisan efektif dalam bahasa Inggris. Pedoman ini juga masih bisa diterapkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tiga di antaranya adalah penggunaan kalimat aktif, penggunaan writing clarity (kata-kata yang jelas) dan penggunaan kalimat yang singkat dan tepat sasaran (writing concision).
Tertarik untuk tahu lebih lanjut? Mari segera kita bahas secara mendalam lewat uraian di bawah ini:
1. Gunakan Kalimat Aktif
Dalam menulis kreatif, penggunaan kalimat aktif memiliki peran yang penting untuk meningkatkan kekuatan dan kejelasan tulisanmu. Kalimat aktif mengarahkan fokus pada si pelaku dalam kalimat, sehingga membuat tulisanmu terasa lebih hidup dan menjadi lebih menarik.
Bandingkan dua kalimat ini:
Kalimat aktif: “Kamu memetik bunga itu.”
Kalimat pasif: “Bunga ini dipetik olehmu.”
Pada dua kalimat di atas, kamu akan melihat bahwa kalimat aktif akan memberi penekanan fokus pada si pelaku, dalam contoh ini adalah “kamu”. Dengan menggunakan kalimat aktif, tulisanmu akan tampak lebih kuat dan seolah-olah pembaca ikut merasakan momen tersebut.
Selain itu, ketika menggunakan kalimat aktif, kamu seperti memberikan energi dan kehidupan pada kata-kata yang ditulis. Tulisanmu menjadi lebih dinamis dan mengundang pembaca untuk merasakan pengalaman yang sedang kamu ceritakan. Pembaca akan merasa terlibat langsung dalam cerita atau peristiwa yang kamu tulis. Pembaca akan menjadi lebih menghayati dan merasakan tulisanmu secara lebih nyata.
Manfaat lain menggunakan kalimat aktif adalah kamu bisa menciptakan efek yang luar biasa dalam menyampaikan ide dan pikiranmu. Kamu akan mampu memberikan gambaran terhadap aktivitas atau suasana yang ingin diciptakan dengan lebih kuat.
Tak hanya itu, kalimat aktif juga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Sesimpel itu. Kalimat aktif terlibat lebih sederhana sehingga pembaca akan lebih mudah untuk mencerna kalimat dan pesan yang ingin kamu sampaikan.
Baca juga: Tingkatkan Keterampilan Menulis Efektif: Taklukkan Dunia dengan Kata-Kata!
2. Gunakan Kata-kata yang Jelas (Writing Clarity)
Kamu pasti masih ingat kemampuan writing clarity, bukan? Writing clarity adalah kemampuan untuk menulis dengan jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas. Hasilnya, pembaca akan lebih mudah memahami tulisan tersebut.
Penggunaan kata-kata yang sederhana dan jelas akan sangat membantumu menyampaikan pesan dengan lebih mudah. Hindari penggunaan kata-kata yang ambigu atau tidak jelas, karena hal ini akan menyebabkan pembaca menjadi bingung. Ciptakan kalimat-kalimat yang isinya jelas dan mudah dipahami, sehingga pembaca tak perlu kebingungan menebak-nebak apa yang ingin kamu sampaikan.
Berikut ini adalah contohnya:
“Juru masak terkenal itu sedang memasak mie goreng menggunakan sayuran segar.”
“Juru masak terkenal itu sedang memasak makanan menggunakan bahan sehat.”
Pada kalimat pertama, terlihat bahwa penulis menggunakan kata-kata yang spesifik dan kongkret. Pembaca akan langsung memahami bahwa bahan-bahan yang sehat tersebut adalah sayuran segar. Sedangkan pada kalimat kedua, kata “makanan” adalah kata umum yang masih harus dijelaskan lebih lanjut (misalnya “mie goreng”), dan “bahan yang sehat” perlu diperjelas dengan penggunaan kata-kata “sayuran sehat”.
Selain itu jangan lupa pergunakan juga bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pastikan kamu selalu mengikut tata bahasa dan ejaan yang baku agar tulisanmu terlihat lebih profesional dan mudah dipahami oleh pembaca.
Baca juga: 3 Teknik Copywriting yang Bakal Bikin Bisnismu Melesat
3. Pakai Kalimat yang Singkat, Padat, dan Tepat Sasaran dengan Writing Concision
Selain writing clarity, kemampuan writing concision juga sangat penting. Writing concision adalah kemampuan menulis dengan menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan tepat sasaran.
Dalam bidang penulisan kreatif, penggunaan kalimat yang singkat dan tepat sasaran memiliki kekuatan dan kesan yang lebih kuat. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu panjang, bertele–tele, dan rumit. Jangan salah, kalimat yang panjang-panjang tidak akan membuatmu terlihat pintar atau menguasai topik, justru sebaliknya! Selain itu, penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele akan membuat pembaca jadi kehilangan fokus serta mengurangi daya tarik tulisanmu.
Berikut ini adalah contohnya:
“Asap hitam menghalangi pandanganku di belakang.”
“Saya tidak bisa melihat apa yang terjadi di belakang karena ada banyak kepulan asap hitam yang menghalangi pandangan saya dan membuat saya tidak bisa melihat dengan jelas.”
Kalimat pertama jauh lebih pendek tetapi memiliki dampak yang lebih kuat. Pembaca lebih mudah memahami kalimat ini karena padat, singkat dan langsung menuju ke sasaran. Sedangkan kalimat kedua terlihat sangat panjang dan bertele-tele. Pembaca akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami poin yang terdapat pada kalimat tersebut.
Kalimat yang pendek, padat dan tepat sasaran ini juga akan membantu otak kita bekerja dengan lebih efisien dan cepat. Ternyata prinsip ini sangat relevan dengan cara kerja otak kita, lho!
Baca juga: Short & Sharp: Teknik Menulis Cerdas dengan Writing Concision
Penulisan efektif tidak hanya membuat karya kita terasa lebih hidup dan bermakna, tapi juga meningkatkan daya tarik dan memikat pembaca untuk terus terlibat dalam dunia yang kita ciptakan. Jadi, apakah kamu sudah siap untuk selalu menerapakan ketiga prinsip di atas agar tulisan menjadi lebih efektif?