Mungkin kamu sudah terbiasa dengan negosiasi dan sudah sering melakukannya. Tapi, apakah setiap negosiasimu selalu sukses? Jika tidak, kamu tidak sendiri. Banyak orang menghadapi tantangan dalam melakukan negosiasi, terutama jika tidak terbiasa atau merasa kurang memiliki keterampilan. Namun, kamu dapat meningkatkan kemampuanmu dan mencapai kesuksesan dalam setiap kesempatan dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum dalam negosiasi.
Sebagai informasi, negosiasi itu bukan melulu memenangkan argumentasi atau mendapatkan apa yang kamu inginkan. Semua ini adalah sebuah proses. Dan yang jelas, saat menjalani proses ini, ada baiknya kita juga menghindari hal-hal yang tidak mendukung, misalnya terlalu agresif, mengabaikan perasaan orang lain, atau tidak mempersiapkan diri dengan baik. Ternyata ada banyak orang yang sering melakukan hal ini saat negosiasi. Asal tahu saja, semua itu bisa menghambat kemampuanmu untuk bernegosiasi secara efektif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kesalahan umum dalam negosiasi yang perlu kamu hindari. Simak juga tips dan strategi yang bisa membantumu mencapai sukses dalam bernegosiasi!
Dan untuk belajar kemampuan negosiasi mulai dari awal buat pemula, kamu bisa memulainya dari Kelas Mikro Plus: “Negotiate Like a Pro, Belajar Negosiasi buat Pemula“.
Caranya mudah banget, tinggal kunjungi saja platform Playbook dan daftarkan dirimu segera. Materi berupa on-demand video yang bisa diikuti kapan saja dan di mana saja, langsung di platform Playbook.
Kesalahan 1: Tidak Melakukan Persiapan Matang
Merasa sudah siap dengan semua gagasan dan argumentasi? Coba simak lagi apakah kamu sudah betul-betul menguasainya. Salah satu cara yang harus dilakukan, pastinya adalah dengan berlatih menyampaikan argumentasi tersebut. Lakukan persiapan dengan baik, hingga kamu merasa lebih percaya diri saat melakukan negosiasi. Tunjukkan bahwa kamu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang subjek yang dibahas, sehingga pihak lain akan menanggapimu dengan serius.
Jika kamu mewakili perusahaan atau team, bicarakan dulu secara lebih mendalam di dalam internal perusahaan. Putuskan siapa yang akan menyampaikan argumenmu. Kamu juga bisa berlatih memperjelas argumenmu lewat latihan lewat role play atau permainan peran.
Diskusikan kemungkinan balasan atau tanggapan yang akan kalian terima dari pihak lain dan bahas berbagai kemungkinan dan hal-hal yang bisa dikompromikan. Catat semua hal penting agar tak terlupa. Latihan seperti ini pastinya akan membantu persiapanmu dengan lebih baik.
Kesalahan 2: Tidak Memperdulikan Hubungan yang Dibina
Kita tak pernah tahu apakah kita akan bertemu lagi dengan pihak yang diajak negosiasi itu. Bisa saja kamu akan bertemu lagi dengan orang atau pihak itu. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk bersikap terbuka, dan jika memungkinkan, mulailah menjalin hubungan dengan pihak tersebut. Hal ini akan membangun kepercayaan antara kedua belah pihak. Kamu juga makin memahami tujuan, itikad dan harapan masing-masing pihak tentang hasil dari negosiasi ini.
Lewat hubungan yang terjalin, kamu juga punya kesempatan untuk mendapatkan keterangan dan informasi yang kamu perlukan terkait dengan negosiasi ini. Kamu bisa mengetahui prioritas pihak lain dan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ingat, negosiasi yang sukses itu bukan melulu soal menang dan kalah. Jadi manfaatkan hubungan yang terjalin ini untuk menemukan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
Simak juga: Kuis: Tipe Negosiator yang Manakah Kamu?
Kesalahan 3: Tidak Mendengarkan
Menjadi negosiator yang sukses butuh kemampuan untuk mendengarkan, atau active listening. Jika kamu bicara terus tanpa meluangkan waktu untuk mendengarkan pihak lain, kemungkinan besar kamu akan kesulitan untuk menemukan kesepakatan. Selain itu, kamu juga jadi kurang menghargai pihak lain.
Dengan mempraktikkan kemampuan active listening, kamu juga punya kesempatan untuk mempelajari apa yang diinginkan oleh orang lain, menemukan titik persamaan antara kamu dan orang lain, serta mengetahui seberapa jauh perbedaan posisimu. Gunakan teknik mendengarkan yang aktif dan empati untuk memahami motivasi dan minat si pihak yang kamu ajak bernegosiasi tersebut. Dengan cara ini, kamu dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Ingin belajar tentang kemampuan active listening dengan gratis? Ikuti saja materi dasar tentang active listening di Kelas Mikro Gratis “Active Listening buat Bos Milenial”.
Kesalahan 4: Tidak Mempersiapkan “BATNA”
Istilah “BATNA” (yang merupakan singkatan dari “Best Alternative to a Negotiated Agreement” atau Alternatif Terbaik untuk Perjanjian Negosiasi” yang dikemukakan oleh Robert Fisher dan William Ury dalam bukunya “Getting to Yes: Negotiating Agreement Without Giving In.” Istilah ini merujuk pada sebuah solusi atau pilihan terbaik yang dapat diambil apabila negosiasi tidak mencapai kesepakatan.
Kita semua tahu, tujuanmu dalam negosiasi adalah untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Tapi yang akan kamu lakukan jika negosiasi tidak memberikan hasil yang kamu harapkan Pastinya, kamu perlu menentukan pilihan lain (yang terbaik buatmu) yang bisa menggantikannya.
Tentukan BATNA-mu sebelum kamu mulai melakukan negosiasi, dan pastikan kamu tahu pilihan apa lagi yang bisa jadi pilihan terbaik untukmu. Memiliki BATNA juga membantumu melakukan negosiasi dengan lebih baik dan efektif. Kamu jadi berpotensi mendapatkan kesepakatan yang lebih baik dari yang kamu harapkan, karena kamu membiarkan pilihanmu tetap terbuka. Dengan memiliki alternatif terbaik, kamu akan lebih percaya diri dalam bernegosiasi dan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.
Ingin belajar lebih mendalam tentang BATNA? Materi ini dibahas secara mendalam di Lesson 4 Kelas Mikro Plus: “Negotiate Like a Pro, Belajar Negosiasi buat Pemula.”
Kesalahan 5: Berusaha Keras untuk “Menang”
Dalam setiap negosiasi, kesepakatan akan sulit dicapai jika salah satu pihak terlihat terlalu memaksakan diri untuk menang. Yang paling penting adalah menjadikan negosiasi efektif dengan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak di akhir negosiasi.
Namun, jangan terlalu serakah. Jika pihak lain sudah menerima kesepakatan dan telah disetujui oleh kedua belah pihak, jangan tergoda untuk memaksa hal lain yang hanya menguntungkan dirimu saja. Hal ini bisa merusak kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya. Sebaliknya, cobalah untuk berpikir jangka panjang dan mempertimbangkan bahwa kesepakatan yang adil bagi kedua belah pihak bisa membuka peluang untuk kolaborasi dan negosiasi yang lebih baik di masa depan. Ingatlah bahwa negosiasi yang berhasil adalah ketika semua pihak merasa puas dan mendapatkan nilai dari hasil kesepakatan yang dicapai.
Simak juga: Rahasia Sukses Negosiasi: 3 Sikap Penting yang Harus Diterapkan
Kesalahan 6: Memberi Ultimatum
Hindari memberikan ancaman misalnya dengan mengatakan kalimat ini, “Ini adalah penawaran terbaik dan terakhir kami.” Soalnya hal ini seakan-akan menutup pintu untuk bernegosiasi. Kamu membuat diskusi tidak punya ruang untuk berlanjut lagi. Pihak-pihak yang terlibat jadi tak punya peluang untuk menemukan titik tengah atau kompromi. Selain itu, pendekatan ini terlihat agresif dan dominan. OK, memang pada beberapa kasus, kamu bisa saja melakukan hal ini jika pihak lain berusaha “mengacaukan” posisimu.
Selain itu ingat juga perbedaan antara memberikan ultimatum dan menetapkan tenggat waktu. Negosiator yang berpengalaman seringkali menggunakan tenggat waktu semu agar pihak lain tergerak untuk membuat keputusan. Sisi negatifnya, tenggat waktu semu ini akan membuat semua pihak jadi berada di bawah tekanan. Sisi positif dari penggunaan tenggat waktu adalah kedua belah pihak jadi lebih fokus untuk mencari solusi bersama sehingga mempercepat proses kesepakatan. Jadi, ketika kamu menetapkan tenggat waktu yang realistis, kamu bisa mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Kesalahan 7: Melulu Berfokus pada Harga/Keuntungan Finansial
Jika kamu memandang bahwa negosiasi bisnis hanya terfokus pada uang atau finansial, kamu akan cenderung menyudutkan pihak lain. Memang betul, harga atau kompensasi finansial adalah sebuah aspek penting dari sebuah kesepakatan, namun hal itu biasanya bukan satu-satunya hal yang harus dipertimbangkan. Ada banyak hal lain yang bisa kamu negosiasikan misalnya seperti klausul eksklusivitas, layanan tambahan, persyaratan kontrak yang lebih baik, dan lain-lain.
Sebagai contoh, kamu bisa mempertimbangkan untuk menyepakati klausul eksklusivitas yang menguntungkanmu. Kamu juga dapat mempertimbangkan untuk menambah layanan tambahan yang dapat membuat kesepakatan menjadi lebih menguntungkan. Selain itu, kamu bisa memperbaiki persyaratan kontrak agar lebih sesuai dengan kebutuhanmu. Dengan mempertimbangkan banyak aspek dalam negosiasi, kamu akan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Jadi, kini kita tahu bahwa untuk melakukan negosiasi yang efektif, persiapan dan pemahaman tentang tujuan masing-masing pihak itu sangat penting. Meskipun tujuan kita adalah untuk mendapatkan kesepakatan terbaik, namun negosiasi seharusnya berfokus pada kompromi dan mencapai konsensus, bukan mencari kemenangan semata.
Semoga materi ini berguna untukmu lain kali kamu akan melakukan negosiasi!
Dan untuk belajar kemampuan negosiasi mulai dari awal buat pemula, kamu bisa memulainya dari Kelas Mikro Plus: “Negotiate Like a Pro, Belajar Negosiasi buat Pemula.” Caranya mudah banget, tinggal kunjungi saja platform Playbook dan daftarkan dirimu segera. Materi berupa on-demand video yang bisa diikuti kapan saja dan di mana saja, langsung di platform Playbook.