Ketika kita mendengar kata “komunikasi”, sebagian besar dari kita akan langsung menghubungkannya dengan percakapan. Tetapi komunikasi lebih dari sekedar berbicara saja. Ada berbagai macam komunikasi, seperti komunikasi verbal dan komunikasi tertulis. Pada artikel ini, kami akan membahas komunikasi non-verbal.
Komunikasi non-verbal melibatkan semua media komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata. Contohnya adalah gestur, ekspresi wajah, proxemic (jarak dengan lawan bicara), dan isyarat.
Komunikasi non-verbal adalah metode komunikasi yang kurang menonjol dibandingkan yang lainnya. Akan tetapi, itu bukan berarti komunikasi non-verbal tidak penting. Justru sebaliknya, komunikasi non-verbal adalah penentu nuansa dan “nada” komunikasi.
Kamu tidak akan bisa menangkap emosi dari kata-kata apabila lawan bicaramu berbicara dengan datar dan tanpa ekspresi bukan? Kamu juga kadang salah paham dengan suatu posting di media sosial karena kamu tidak bisa mengangkap nada bicara dan ekspresi orang yang mengunggahnya.
Sebaliknya, ketika komunikasi non-verbal dimanfaatkan dengan baik, kamu akan jauh lebih tertarik dengan apa yang dikatakan lawan bicaramu. Kamu bisa melihat contohnya pada youtuber favoritmu. Seorang youtuber yang ahli dapat menarik penontonnya meskipun ia mungkin tidak tampil langsung di depan layar. Mengesampingkan kata-kata yang termasuk komunikasi verbal, mereka mungkin menggunakan teknik editing, pemilihan jenis huruf, dan lain sebagainya yang dapat membuat penonton lebih engage lagi dengan konten mereka.
Karena itulah, komunikasi non-verbal sangat penting dikuasai. Dengan menjalin komunikasi yang lebih engaging, kamu memperdalam hubungan kamu dengan orang-orang di sekitar kamu, sehingga berujung pada kualitas hidup yang lebih tinggi, baik dari segi emosional maupun karier.
Lalu apa saja yang perlu kita lakukan untuk melatih non-verbal communication? Simaklah poin-poin berikut.