Apa itu inovasi? Kamu mungkin sudah sering mendengarnya, direndeng dengan kreativitas dan bisnis. Kata ini begitu sering digunakan dalam konteks dan tujuan “periklanan”—bukan hanya iklan secara harafiah, tetapi segala bentuk presentasi yang persuasif; proposal proyek, presentasi visi misi, dan lain sebagainya. Karena begitu “wah”nya istilah ini digunakan, kita cenderung tidak memikirkannya sebagai skill yang “sehari-hari” seperti layaknya kita memikirkan skill seperti communication.
Namun pada kenyataannya, inovasi lebih lazim daripada yang kita bayangkan. Inovasi adalah segala bentuk ide yang akan menghasilkan cara baru menyelesaikan suatu permasalahan. Bahkan sesuatu yang sepele seperti menemukan cara yang lebih praktis untuk mengemas baju termasuk sebuah inovasi. Dan kemampuan untuk mengeluarkan inovasi adalah innovation skills.
Dari pengertiannya saja, kita bisa membayangkan manfaat skill ini baik di dunia profesional maupun kehidupan sehari-hari. Begitu banyak bisnis dan organisasi bergantung pada kemampuan inovasi. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tanpa inovasi spontan, kita akan bergumul setiap kali ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana.
Bisa dibayangkan beberapa di antara kamu sudah merasa enggan membaca lebih lanjut. Wajar saja, skill ini kedengarannya seperti skill yang harus dimiliki dari lahir; sesuatu yang alami dan tidak bisa dipaksakan. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Memang ada orang-orang yang secara alami dapat menemukan inovasi dengan lebih mudah daripada orang lain. Namun, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa bakat hanya berperan dalam sepertiga dari keberhasilan suatu inovasi, sedangkan sisanya adalah hasil usaha.
Kalau begitu, bagaimana caranya kita melatih inovasi? Pertama-tama, perlu dipahami bahwa “inovasi” jauh lebih kompleks dari sekadar menemukan ide yang cemerlang saja. Lihatlah jenis-jenis inovasi berikut: